9 nelayan Indonesia dikhawatirkan tewas, 11 berhasil diselamatkan dari Australia
keren989
- 0
Untuk mendapatkan pemberitahuan berita terkini gratis dan real-time yang dikirim langsung ke kotak masuk Anda, daftarlah ke email berita terkini kami
Berlangganan email berita terkini gratis kami
Berlangganan email berita terkini gratis kami
Sembilan nelayan Indonesia dikhawatirkan tenggelam dan 11 lainnya berhasil diselamatkan setelah menghabiskan enam hari tanpa makanan atau air di sebuah pulau tandus di lepas pantai barat laut Australia setelah terjadinya topan tropis yang dahsyat, kata pihak berwenang pada hari Rabu.
Dua perahu nelayan kayu primitif asal Indonesia terjebak di jalur Topan Ilsa, yang pada hari Jumat menjadi badai paling kuat dalam delapan tahun yang melintasi pantai Australia, dengan kecepatan angin yang mencapai rekor kecepatan 289 kilometer (180 mil) per jam.
Salah satu kapal, Putri Jaya, tenggelam dalam “kondisi cuaca ekstrem” pada 11 atau 12 April saat Ilsa mengumpulkan kekuatan di atas Samudera Hindia saat berlayar ke tenggara menuju pantai, kata Otoritas Keselamatan Maritim Australia dalam sebuah pernyataan, merujuk kepada para penyintas.
Kapal lainnya, Express 1, kandas pada dini hari tanggal 12 April dengan 10 orang di dalamnya di Pulau Bedwell, sebuah pulau berpasir sekitar 300 kilometer (200 mil) sebelah barat kota wisata Broome di Australia, katanya. Satu-satunya yang diketahui selamat dari Putri Jaya menghabiskan 30 jam di dalam air sebelum terdampar di pulau yang sama, kata pernyataan itu.
“Mereka semua (di Pulau Bedwell) dibiarkan tanpa makanan dan air selama enam hari sebelum diselamatkan pada Senin malam,” kata pihak berwenang.
Para penyintas terlihat dari pesawat dalam misi pengawasan rutin pada hari Senin oleh Pasukan Perbatasan Australia, yang berpatroli di wilayah utara Australia untuk melakukan penyelundupan dan aktivitas ilegal lainnya. Helikopter penyelamat yang berbasis di Broome dikerahkan dan menyelamatkan 11 penumpang di dalamnya dalam kondisi cahaya redup.
Gordon Watt, manajer pemasok helikopter PHI Aviation, mengatakan awak helikopter penyelamat tidak dapat mendarat di pasir.
“Mereka harus melakukan pemulihan winch, yang merupakan tugas berat,” kata Watt kepada Australian Broadcasting Corp. .”
Para penyintas dibawa ke Rumah Sakit Broome dan pihak berwenang melaporkan mereka dalam keadaan sehat. Mereka diharapkan segera diterbangkan kembali ke Indonesia.
Para nelayan Indonesia yang hilang diperkirakan menjadi satu-satunya korban jiwa akibat Ilsa, yang merupakan topan Kategori 5 maksimum ketika melintasi wilayah pantai Pilbara di negara bagian Australia Barat di barat daya Broome.
Hembusan angin berkecepatan 289 km/jam (180 mph) yang tercatat di sebuah pulau di lepas pantai Pilbara adalah yang tercepat yang pernah dicatat oleh peralatan biro cuaca Australia di negara tersebut. Meskipun angka tersebut masih tentatif dan memerlukan analisis lebih lanjut, biro tersebut mengatakan pada hari Selasa bahwa kecepatan tersebut mengalahkan rekor sebelumnya yaitu 267 km/jam (166 mph) yang dicapai oleh Topan Vance di Pantai Pilbara pada tahun 1999.