Jepang dan AS sepakat untuk bekerja sama dalam bidang energi panas bumi
keren989
- 0
Untuk mendapatkan pemberitahuan berita terkini gratis dan real-time yang dikirim langsung ke kotak masuk Anda, daftarlah ke email berita terkini kami
Berlangganan email berita terkini gratis kami
Jepang dan Amerika Serikat pada hari Sabtu sepakat untuk bekerja sama dalam pengembangan energi panas bumi, salah satu sumber daya paling melimpah di rangkaian pulau vulkanik ini.
Nota komitmen tersebut ditandatangani pada hari Sabtu di sela-sela pertemuan para menteri energi dan lingkungan hidup Kelompok Tujuh di kota utara Hokkaido.
Pemandian air panas yang terkenal di Jepang mencerminkan aktivitas panas bumi yang melimpah, namun spa dan resor di sekitarnya telah memperlambat upaya penggunaan sumber daya tersebut untuk menghasilkan listrik.
Perjanjian tersebut, yang ditandatangani oleh Menteri Energi Jennifer Granholm dan Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang Yasutoshi Nishimura, menyatakan bahwa energi panas bumi diakui sebagai “teknologi energi terbarukan yang dapat dipromosikan oleh Amerika Serikat dan Jepang.”
Hal ini menyerukan kerja sama dalam penelitian dan pengembangan serta pertukaran informasi dan untuk melaksanakan proyek panas bumi di Amerika, Jepang dan negara-negara lain. Ini adalah salah satu dari berbagai bidang di mana kedua negara ingin bekerja sama untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mengurangi emisi karbon yang berkontribusi terhadap perubahan iklim.
“Prospek pembangkit listrik tenaga angin lepas pantai sangat besar. Prospek panas bumi. Kami sangat bersemangat bekerja sama dengan Jepang dalam isu-isu seperti ini,” kata Granholm dalam wawancara dengan The Associated Press pada hari Jumat menjelang pertemuan G-7.
Menambahkan lebih banyak tenaga panas bumi memungkinkan Jepang menyediakan 90% pembangkit listriknya dari sumber terbarukan, menurut perkiraan Laboratorium Nasional Lawrence Berkeley. Hal ini berarti pengurangan emisi gas rumah kaca di negara tersebut sebesar 92%, menurut sebuah penelitian baru-baru ini.
Hingga saat ini, kapasitas panas bumi Jepang masih kurang dimanfaatkan: Jepang memiliki lusinan pembangkit listrik kecil yang tersebar di sumber air panas yang beruap di seluruh negeri, namun jika digabungkan, pembangkit listrik tersebut hanya menyumbang kurang dari 1% dari total kapasitas pembangkit listrik.
Baik Jepang maupun Amerika ingin mengekspor teknologi panas bumi.
Perusahaan-perusahaan Jepang berpartisipasi dalam proyek bersama untuk membangun pembangkit listrik tenaga panas bumi terbesar di dunia, di Sumatera, Indonesia, dengan kapasitas listrik sebesar 320 gigawatt.
Tenaga biomassa dan panas bumi juga menyumbang kurang dari 1% kapasitas pembangkit listrik di AS, menurut Administrasi Informasi Energi AS.