• December 7, 2025

Para peneliti menciptakan bahan bakar cair yang bersih dan dapat digunakan dari daun buatan bertenaga surya

Peneliti Inggris telah mengembangkan daun buatan bertenaga surya yang mengubah karbon dioksida dan air menjadi bahan bakar cair yang dapat ditambahkan langsung ke mesin mobil sebagai bahan bakar tetes.

Ilmuwan Universitas Cambridge memanfaatkan kekuatan fotosintesis – proses di mana tanaman mengubah sinar matahari menjadi energi – untuk mengubah CO2, air, dan sinar matahari menjadi bahan bakar multikarbon – etanol dan propanol – dalam satu langkah.

Bahan bakar ini memiliki kepadatan energi yang tinggi dan mudah disimpan atau diangkut.

Menurut penelitian tersebut, tidak seperti bahan bakar fosil, bahan bakar surya ini menghasilkan emisi karbon nol dan sepenuhnya terbarukan.

Menyinari daun buatan dengan sinar matahari dan mendapatkan bahan bakar cair dari karbon dioksida dan air adalah proses kimia yang hebat

Dr Motiar Rahaman, Universitas Cambridge

Mereka juga tidak mengalihkan lahan pertanian dari produksi pangan.

Profesor Erwin Reisner, yang memimpin penelitian tersebut, mengatakan: “Biofuel seperti etanol adalah teknologi yang kontroversial, terutama karena biofuel tersebut menyita lahan pertanian yang sebenarnya dapat digunakan untuk menanam pangan.”

Meski teknologinya masih dalam skala laboratorium, para peneliti mengatakan daun buatan mereka merupakan langkah penting dalam transisi dari perekonomian berbasis bahan bakar fosil.

Dr Motiar Rahaman, penulis pertama makalah tersebut, mengatakan: “Menyinari sinar matahari pada daun buatan dan mendapatkan bahan bakar cair dari karbon dioksida dan air adalah proses kimia yang luar biasa.

“Biasanya, ketika Anda mencoba mengubah CO2 menjadi produk kimia lain dengan perangkat daun buatan, Anda hampir selalu mendapatkan karbon monoksida atau syngas, tapi di sini kami mampu menghasilkan bahan bakar cair yang praktis hanya dengan menggunakan kekuatan Matahari. Ini adalah sebuah kemajuan menarik yang membuka jalan baru dalam pekerjaan kami.”

Bioetanol disebut-sebut sebagai alternatif yang lebih ramah lingkungan dibandingkan bensin karena terbuat dari tanaman, bukan bahan bakar fosil.

Kebanyakan mobil dan truk di jalan saat ini menggunakan bensin yang mengandung hingga 10% etanol (bahan bakar E10).

Profesor Erwin Reisner, yang memimpin penelitian, dan rekan-rekannya di Departemen Kimia Yusuf Hamied, telah mengembangkan bahan bakar berkelanjutan dan nol karbon yang terinspirasi oleh fotosintesis selama bertahun-tahun.

Hingga saat ini, daun tiruan tersebut hanya dapat membuat bahan kimia sederhana, seperti syngas, campuran hidrogen dan karbon monoksida yang digunakan untuk membuat bahan bakar, obat-obatan, plastik, dan pupuk.

Namun, untuk menjadikan teknologi ini lebih praktis, mereka harus mampu memproduksi bahan kimia yang lebih kompleks secara langsung dalam satu langkah bertenaga surya.

Menurut studi baru yang dipublikasikan di Nature Energy, daun buatan dapat langsung menghasilkan etanol dan propanol bersih tanpa memerlukan tahap perantara dalam memproduksi syngas.

Meskipun ilmuwan lain telah mampu memproduksi bahan kimia serupa dengan menggunakan tenaga listrik, para peneliti mengatakan ini adalah pertama kalinya bahan kimia kompleks tersebut diproduksi dengan daun buatan yang hanya menggunakan energi matahari.

Saat ini, perangkat tersebut merupakan bukti konsep dan hanya menunjukkan efektivitas sederhana.

Para peneliti berupaya meningkatkan peredam cahaya sehingga dapat menyerap sinar matahari dengan lebih baik, dan mengoptimalkan katalis sehingga dapat mengubah lebih banyak sinar matahari menjadi bahan bakar.

Toto HK