Studi yang melacak asteroid selama 1.000 tahun ke depan menemukan batuan dengan ‘peluang tabrakan tertinggi’ dengan Bumi
keren989
- 0
Mendaftarlah untuk buletin mingguan IndyTech gratis kami yang dikirimkan langsung ke kotak masuk Anda
Berlangganan buletin IndyTech gratis kami
Berlangganan buletin IndyTech gratis kami
Para astronom telah memetakan orbit lebih dari 2.000 asteroid yang berpotensi berbahaya selama 1.000 tahun ke depan dan menemukan asteroid yang paling dekat dengan Bumi pada periode ini.
Meskipun tidak satupun dari asteroid dekat Bumi (near-Earth asteroids/NEO), yang berukuran lebih dari satu kilometer, tidak menimbulkan risiko signifikan pada abad mendatang, studi tinjauan sejawat ini mempersempit menjadi salah satu yang menimbulkan ancaman tabrakan terbesar dalam 1.000 tahun ke depan.
Memprediksi risiko dampak dalam skala jangka panjang merupakan sebuah tantangan karena perubahan kecil pada orbit dapat menyebabkan ketidakpastian besar pada jalur asteroid.
Untuk mengatasi keterbatasan ini, para peneliti, termasuk peneliti dari Jet Propulsion Laboratory NASA, melakukan simulasi sebanyak mungkin lintasan untuk katalog asteroid ini, mengingat adanya ketidakpastian pada jalur dan kecepatannya saat ini.
Berdasarkan simulasi ini, mereka dapat menentukan kemungkinan pertemuan terdekat antara asteroid berbahaya dan Bumi.
Mereka menemukan satu NEO tertentu – Asteroid 7482 – sangat berbahaya.
“Asteroid dengan perkiraan kemungkinan pertemuan jarak dekat tertinggi adalah 7482,” tulis para peneliti dalam studi tersebut.
Batuan luar angkasa ini, kata para ilmuwan, akan menghabiskan banyak waktu di dekat Bumi selama 1.000 tahun ke depan.
Meskipun hal ini tidak berarti bahwa ia akan menyebabkan tabrakan dengan Bumi, NEO ini masih memiliki peluang tabrakan tertinggi di antara semua NEO yang diamati dalam 1.000 tahun ke depan.
Dalam skala waktu yang besar ini, bahkan perbedaan kecil dalam gaya yang dialami oleh sebuah asteroid, misalnya akibat tarikan Jupiter, dapat menempatkannya pada jalur tabrakan dengan Bumi yang tidak pasti namun berpotensi terjadi.
Para peneliti juga menandai NEO lainnya – Asteroid 143651 – dengan orbit yang kacau sehingga posisinya tidak dapat diprediksi setelah beberapa dekade, sehingga menyoroti perlunya analisis lebih lanjut terhadap objek luar angkasa ini.
Dari hampir 2.200 NEO yang dianalisis, para ilmuwan menemukan total 28 kandidat dengan probabilitas “bukan nol” untuk terjadinya “pertemuan mendalam”.
Artinya, batuan tersebut bisa mendekati bumi pada jarak yang lebih kecil dibandingkan jarak planet ke bulan.
“Pekerjaan ini menyediakan daftar asteroid dan tanggal dimana alat pemantauan dampak dapat digunakan untuk menentukan kemungkinan dampak secara lebih akurat jauh melampaui tanggal default yang dilaporkan oleh sistem pemantauan dampak,” para ilmuwan menyimpulkan.