Sebuah kalung mewah terlihat di reruntuhan Titanic. AI dapat membantu menemukan pemiliknya
keren989
- 0
Berita terkini dari reporter kami di seluruh AS dikirim langsung ke kotak masuk Anda setiap hari kerja
Pengarahan Anda tentang berita terkini dari seluruh AS
Sebuah kalung yang terbuat dari gigi Megalodon telah ditemukan di antara reruntuhan Titanic, dan sebuah perusahaan berharap teknologi bertenaga AI dapat membantu mengidentifikasi pemiliknya.
Penemuan ini terjadi setelah Magellan, sebuah perusahaan yang berbasis di Guernsey, menggunakan sepasang kapal selam untuk menghasilkan pemindaian digital ukuran penuh pertama dari kapal mewah yang hancur tersebut, menurut ITV.
Proyek ini merupakan pemindaian bawah air terbesar dalam sejarah dan menghasilkan 700.000 gambar bangkai kapal untuk menyusun pemindaian lengkap situs tersebut.
Gambar tersebut menangkap detail kecil di antara puing-puing; kalung berwarna biru kehijauan dan emas yang dilengkapi dengan gigi Megalodon, spesies hiu raksasa prasejarah yang hidup sekitar 20 juta tahun yang lalu.
Meskipun ditemukan, tim Magellan tidak dapat mengambil kalung itu, karena perjanjian antara Inggris dan AS mencegah masyarakat mengambil artefak dari lokasi kecelakaan.
Kalung yang terbuat dari emas dan gigi Megalodon ditemukan di antara puing-puing kapal Titanic
(ambil layar/Magellan)
Kini Magellan berharap dapat menggunakan alat bertenaga AI untuk menemukan anggota keluarga penumpang yang mengenakan kalung tersebut di kapal laut terkenal tersebut. Ada 2.200 penumpang di kapal saat menabrak gunung es dan tenggelam.
Teknologi ini akan menganalisis rekaman penumpang yang menaiki kapal, memindainya dan menjalankannya melalui teknologi pengenalan wajah untuk membuat katalog pakaian yang mereka kenakan pada hari mereka memulai perjalanan terkutuk tersebut.
Jika analis dapat menentukan penumpang mana yang mengenakan kalung tersebut, mereka dapat mulai mencari kerabat pemilik kalung tersebut yang masih hidup.
Kepala eksekutif perusahaan, Richard Parkinson, menyebut penemuan ini “menakjubkan, indah, dan menakjubkan”.
Dia mengatakan penemuan itu luar biasa mengingat besarnya lokasi bangkai kapal.
“Apa yang umumnya tidak dipahami adalah Titanic terbagi menjadi dua bagian dan terdapat puing-puing seluas tiga mil persegi antara haluan dan buritan,” katanya. “Tim memetakan lapangan dengan sangat rinci sehingga kami dapat mengetahui detailnya.”
“Titanic” karya James Cameron—yang menjadi referensi budaya bagi banyak orang tentang kapal tersebut—mengandalkan kalung sebagai perangkat naratif yang menghubungkan kisah masa kini tentang seorang penyintas kapal dan masa-masanya sebagai penumpang. Meskipun kalung itu fiktif, kalung yang saat ini berada di dasar laut berfungsi sebagai pengingat akan orang-orang nyata yang mengalami — dan banyak orang yang meninggal — selama perjalanan yang menentukan tersebut.